ads ads ads ads ads ads ads ads

Gagal Jantung, Cegah sebelum Terjadi

Jantung adalah organ yang berfungsi memompa darah ke seluruh bagian tubuh Anda. Jantung bagian kanan akan memompa darah ke paru-paru. Di paru-paru, darah menerima oksigen (O2). Kemudian, darah yang mengandung banyak oksigen ini mengalir kembali ke jantung bagian kiri. Dari sini darah dialirkan ke seluruh organ tubuh. Setelah tubuh menggunakan oksigen yang terkandung dalam darah, darah dialirkan kembali ke jantung sebelah kanan dan proses sirkulasi darah dimulai kembali. Jika proses ini terganggu, maka akibat lebih lanjut dari keadaan ini dinamakan gagal jantung. Apa upaya yang perlu dilakukan guna mengcegah gagal jantung ini?


GAGAL jantung adalah suatu keadaan kelainan fungsi jantung yang berakibat jantung gagal memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan. Karena jantung sudah lemah, hanya sedikit darah yang dapat dialirkan pada setiap kali memompa. Dengan berkurangnya darah yang mengalir dalam tubuh, berarti oksigen yang dapat dialirkan ke seluruh tubuh pun akan berkurang. Dengan demikian gagal jantung dapat mengakibatkan kerusakan berbagai organ tubuh. Misalnya, jika kerja ginjal (berfungsi membantu pengeluaran cairan yang berlebihan) terganggu, maka cairan akan tertimbun di berbagai bagian tubuh seperti hati, tungkai bawah, saluran pencemaran dan pagu-paru.
Makin Meningkat
Penderita gagal jantung di Amerika Serikat (AS) diperkirakan hampir 5 juta orang dan makin meningkat hampir 2 kali lipat pada tiap dekade seiring bertambahnya usia harapan hidup. Di negara maju, penyakit jantung merupakan penyebab kematian terbanyak, kemudian disusul penyakit kanker dan stroke. Sedangkan di Indonesia, angka kejadian gagal jantung belum diketahui dengan pasti namun diperkirakan meningkat seiring dengan perubahan pola hidup dan meningkatnya kesejahteraan, dimana pola penyakit juga berubah dan cenderung meningkatnya penyakit-penyakit degeneratif.
Banyak kondisi yang dapat melemahkan dan mengganggu kerja jantung. Beberapa kondisi dapat merusak otot jantung, jantung bekerja lebih keras sehingga jantung akan melemah akibat digunakan secara berlebihan. Faktor predisposisi gagal jantung adalah penyakit yang menimbulkan penurunan fungsi ventrikel (bilik jantung) seperti penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi, kelainan katup jantung (kelainan jantung bawaan), dan serangan jantung. Sedangkan meningkatnya asupan garam, ketidakpatuhan menjalani pengobatan anti gagal jantung, infark miokard akut (mungkin yang tersembunyi), hipertensi, aritmia akut (gangguan irama jantung), infeksi atau demam, anemia, kehamilan, gangguan kelenjar gondok (tiroroksikosis), dan diabetes (kencing manis) juga berperan menyebabkan terjadinya gagal jantung.
Gejala Penyakit
Berdasarkan bagian jantung yang mengalami kegagalan pemompaan, gagal jantung terbagi atas gagal jantung kiri, gagal jantung kanan, dan gagal jantung kongestif (bagian jantung kanan dan kiri mengalami gangguan). Gejala dan tanda yang timbul pun berbeda.
Pada gagal jantung kiri terjadi sesak nafas, tersengal-sengal saat beraktivitas yang berat, lemah dan cepat lelah, terbangun pada malam hari karena batuk dan sesak nafas. Sedangkan pada pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran jantung, takikardi (denyut jantung melebihi 100 kali per menit), nafas yang cepat dan dalam.
Pada gagal jantung kanan timbul gejala badan lemah, pembengkakan kaki, nafsu makan berkurang dan perut kembung. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran jantung bagian kanan. Sedang pada gagal jantung kongestif terjadi manifestasi gabungan gagal jantung kiri dan kanan.
New York Hearth Association (NYHA) membuat klasifikasi fungsional dalam 4 kelas, yakni (1) bila pasien dapat melakukan aktivitas berat tanpa keluhan, (2) bila pasien tidak dapat melakukan aktivitas lebih berat dari aktivitas sehari-hari tanpa keluhan, (3) bila pasien tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa keluhan, dan (4) bila pasien sama sekali tidak dapat melakukan aktivitas apa pun dan harus tirah baring.
Untuk menegakkan diagnosis gagal jantung dilakukan pemeriksaan foto toraks (rontgen dada) untuk melihat pembesaran jantung (kardiomegali), corakan pembuluh darah jantung, dan efusi pleura (penimbunan cairan pada rongga pleura paru). Fungsi elektrokardiografi (EKG) untuk melihat penyakit yang mendasari seperti rusaknya otot jantung (infark miokard) dan aritmia (gangguan irama jantung). Pemeriksaan lain seperti pemeriksaan Hb, elektrolit, fungsi ginjal dan fungsi kelenjar tiroid.
Ekhokardiografi untuk mengetahui struktur dan pergerakan otot jantung, ukuran jantung, penebalan dinding jantung, kerja pompa jantung, masalah pada katup jantung. Kateterisasi jantung dimana kateter dimasukkan melalui pembuluh darah di sela paha atau lengan, kemudian dengan hati-hati diarahkan ke jantung. Jika kateter itu sudah mencapai target di tempat yang dituju, cairan khusus akan disuntikkan melalui selang dan dilakukan foto khusus (angiogram). Angiogram dapat merekam pembuluh darah yang tersumbat. Kateterisasi ini dapat menunjukkan adanya gangguan pemompaan, aliran darah di jantung atau katup jantung.
Hal yang ingin dicapai dalam pengobatan gagal jantung adalah mengurangi beban jantung, mengurangi penimbunan cairan dan garam dalam tubuh (edema dan menurunnya produksi air seni) dan meningkatkan atau memperbaiki fungsi jantung.
Penderita dirawat di rumah sakit pada keadaan jika gejala gagal jantung sudah berat, misalnya sesak nafas atau kesulitan bernafas pada saat beristirahat/aktivitas minimal. Para ahli jantung sering bertindak cepat dan agresif dengan pengobatan intravena untuk mendapatkan perbaikan yang cepat. Obat-obatan yang diberikan termasuk obat inotropik (digoxin) yang bertujuan untuk memperbaiki kontraktilitas otot jantung, dan obat yang berfungsi untuk menurunkan beban jantung seperti golongan vasodilator, (captopril, enalapril, hydralazine, losartan) dan diuretik (furosemide, bumetadine, thiazide) yang berfungsi untuk mengeluarkan cairan tubuh yang berlebih.
Pembatasan asupan garam dan cairan, disamping pembatasan aktivitas fisik dengan tirah baring sangatlah dianjurkan untuk mengurangi beban jantung. Sangat penting pula mengobati faktor-faktor presipitasi bila perlu pemberian antibiotika kalau terdapat infeksi dan pembedahan bila terdapat kelainan pada pembuluh darah dan katup jantung. Pada keadaan tertentu, jika penanganan di atas tidak memberikan hasil, sering pula dipakai alat yang dicangkokan ke jantung yang dikenal sebagai alat pacu jantung. Dan upaya terakhir yang dilakukan di negara maju adalah dengan melakukan pencakokan/transplantasi jantung.
dr. Benny Arthawibawa GEJALA PENYAKIT GAGAL JANTUNG
Gagal Jantung Kiri:
* Terjadi sesak nafas.
* Tersengal-sengal saat beraktivitas berat.
* Lemah dan cepat lelah.
* Terbangun pada malam hari karena batuk dan sesak nafas.
* Pada pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran jantung.
* Denyut jantung melebihi 100 kali per menit.
* Nafas yang cepat dan dalam.
Gagal Jantung Kanan:
* Timbul gejala badan lemah.
* Pembengkakan kaki.
* Nafsu makan berkurang dan perut kembung.
* Pada pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran jantung
bagian kanan.
Gagal Jantung Kongestif:
* Terjadi manifestasi gabungan gagal jantung kiri dan kanan.
CARA MENCEGAH GAGAL JANTUNG
* Kurangi asupan garam yang terkandung dalam makanan yang
dikonsumsi sehari-hari.
* Stop merokok.
* Jaga berat badan agar tetap ideal dan seimbang.
* Bila menderita gangguan ginjal, tekanan darah tinggi, diabetes
(kencing manis) dan denyut jantung abnormal, sebaiknya
kontrol dan ikuti petunjuk dokter dalam menjaga kondisi Anda.
* Usahakan tetap rajin berolahraga dan usahakan pula cukup
beristirahat.

Sumber:http://onestopklik.blogspot.com/search/label/Artikel%20Kesehatan

No comments:

Post a Comment

Comment